Rukun Tuntunan Bacaan Surat Al Fatihah Dalam Sholat Fardhu

Tuntunan Bacaan Surat Al Fatihah  itu sangat penting dalam sholat karna termasuk rukun  bacaan sholat, baik sholatnyah fardhu maupun sunnat, surat al fatihah itu bisa di sebut  umul surat dalam Al Quran, karena  kitab allah itu banyak ada 104 yang wajib tau 4 yaitu tauret, injil,jabur,al quran,
dan dari empat di rengkes semua dalam al quran, dalam al quran 114 surat di ringkas dalam al fatihah, alfatihah juga 7 ayat di ringkas di dalam basmalah, basmalah juga di ringkas dalam ba, ba nyah juga di ringkas dalam  titik.

mulyanyah surat al fatihah itu,  karena mulyanyah surat alfatihah itu wajib di baca ketika sedang sholat, kalau wajib di baca dalam sholat maka wajib mengaji tentang ilmu bacaan al fatihah yaitu ilmu tajwid dalam tajwid itu harus tau masaalah makhorijul hurup,sipatil hurup,hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, hukum mad dan lain lain. karena yang baru di baca itu  ilmunyah cara baca yang benar dalam membaca al fatihah



surat al fatihah menurut imam safi'i ada 7 ayat yang di sertakan dengan membaca basmalah tapi menurut imam selain imam safi'i itu tidak termasuk ayat dalam surat al fatihah, karena sulitnyah membaca al fatihah dengan memakai tajwid kebanyakan orang tidak mau belajar atau putus asa 
kalau al fatihahnyah tidak sah atau salah makhrojnyah maka sholatnyah tidak sah juga.

Dalil bahwa Al Fatihah disebut Ummul Quran,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهْىَ خِدَاجٌ – ثَلاَثًا – غَيْرُ تَمَامٍ ». فَقِيلَ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّا نَكُونُ وَرَاءَ الإِمَامِ. فَقَالَ اقْرَأْ بِهَا فِى نَفْسِكَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى وَإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِى. وَإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ). قَالَ مَجَّدَنِى عَبْدِى – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَىَّ عَبْدِى – فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ). قَالَ هَذَا بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ. فَإِذَا قَالَ (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ). قَالَ هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ ».
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qur’an (yaitu Al Fatihah), maka shalatnya kurang (tidak sah) -beliau mengulanginya tiga kali-, maksudnya tidak sempurna.”
Maka dikatakan pada Abu Hurairah bahwa kami shalat di belakang imam.
Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim no. 395).
kebanyakan orang tidak memikirkan masalah bacaan al fatihah mereka merasa udah bener walaupun tidak pernah ada yang membenerkan masalah bacaannyah dan merasa sah sholatnyah padahal sholatnyah tidak sah di karenakan bacaan al fatihahnyah juga tidak benar, dalam kaidah usul fikih di basakan MALA YATIMUL WUJUB PAHUA ILA BIL WAJIB artinyah tidak bakalan sempurna wajib kecuali sama yang bersangkutan sama wajib.

alhamdulilah artikel tentang Surat Al Fatihah sudah selesai walaupun sangat singkat semuga bermanpaat bagi yang menulisnyah dan bagi yang membacanyah dari kami di cukupkan sekian wasalamu alaikum warohmatullahi wa barokatuh.